Nilai dan Norma Sosial


Pengertian Nilai Sosial

Satu bagian penting dari kebudayaan atau suatu masyarakat adalah nilai sosial. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan.  Dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi kasalehan beribadah, maka apabila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan, cercaan, celaan, cemoohan, atau bahkan makian.  Sebaliknya, kepada orang-orang yang rajin beribadah, dermawan, dan seterusnya, akan dinilai sebagai orang yang pantas, layak, atau bahkan harus dihormati dan diteladani.

Apakah yang dimaksud dengan nilai sosial?

Dalam Kamus Sosiologi yang disusun oleh Soerjono Soekanto disebutkan bahwa nilai (value) adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Horton dan Hunt (1987) menyatakan bahwa nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti apa tidak berarti. Dalam rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia ataukah hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan seterusnya.

Macam-macam Nilai Sosial

Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: (1) Nilai material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia, (2) Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas, dan (3) Nilai kerohanian, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.

Nilai individual – nilai sosial

Seorang individu mungkin memiliki nilai-nilai yang berbeda, bahkan bertentangan dengan individu-individu lain dalam masyarakatnya. Nilai yang dianut oleh seorang individu dan berbeda dengan nilai yang dianut oleh sebagaian besar anggota masyarakat dapat disebut sebagai nilai individual. Sedangkan nilai-nilai yang dianut oleh sebagian besar anggota masyarakat disebut nilai sosial.

Ciri-ciri nilai sosial:

  • Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui interaksi sosial,
  • Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi, dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi),
  • Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,
  • Nilai sosial bersifat relative,
  • Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
  • Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
  • Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
  • Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan
  • Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.

Fungsi nilai sosial.

Nilai Sosial dapat berfungsi:

  • Sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan,
  • Sebagai petunjuk arah mengenai cara berfikir dan bertindak, panduan menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penghargaan sosial, pengumpulan orang dalam suatu unit sosial,
  • Sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya.

Kerangka Nilai Sosial

Antara masyarakat yang satu dengan yang lain dimungkinkan memiliki nilai yang sama atau pun berbeda. Cobalah ingat pepatah lama dalam Bahasa Indonesia:  “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya”, atau pepatah dalam bahasa Jawa:  “desa mawa cara, negara mawa tata”. Pepatah-pepatah ini menunjukkan kepada kita tentang adanya perbedaan nilai di antara masyarakat atau kelompok yang satu dengan yang lainnya.

Mengetahui sistem nilai yang dianut oleh sekelompok orang atau suatu masyarakat tidaklah mudah, karena nilai merupakan konsep asbtrak yang hidup di alam pikiran para warga masyarakat atau kelompok. Namun lima kerangka nilai dari Cluckhohn yang di Indonesia banyak dipublikasikan oleh antropolog Koentjaraningrat berikut ini dapat dijadikan acuan untuk mengenali nilai macam apa yang dianut oleh suatu kelompok atau masyarakat.

Lima kerangka nilai yang dimaksud adalah:

  • Tanggapan mengenai hakekat hidup (MH), variasinya: ada individu, kelompok atau masyarakat yang memiliki pandangan bahwa “hidup itu baik” atau “hidup itu buruk”,
  • Tanggapan mengenai hakikat karya (MK), variasinya: ada orang yang menganggap karya itu sebagai status, tetapi ada juga yang menganggap karya itu sebagai fungsi,
  • Tanggapan mengenai hakikat waktu(MW), variasinya: ada kelompok yang berorientasi ke masa lalu, sekarang atau masa depan,
  • Tanggapan mengenai hakikat alam (MA), Variainya:  masyarakat Industri memiliki pandangan bahwa manusia itu berada di atas alam, sedangkan masyarakat agraris memiliki pandangan bahwa manusia merupakan bagian dari alam.  Dengan pandangannya terhadap alam tersebut, masyarakat industri memiliki pandangan bahwa manusia harus menguasai alam untuk kepentingan hidupnya, sedangkan masyarakat agraris berupaya untuk selalu menyerasikan kehidupannya dengan alam,
  • Tanggapan mengenai hakikat manusia (MM),            variasi: masyarakat tradisional  atau feodal  memandang orang lain secara vertikal, sehingga dalam masyarakat tradisional terdapat perbedaan  harga diri (prestige) yang tajam antara para pemimpin (bangsawan) dengan rakyat jelata.  Sedangkan masyarakat industrial memandang  manusia  yang satu dengan yang lain secara horizontal (sejajar).

Pengertian Norma sosial

Kalau nilai merupakan pandangan tentang baik-buruknya sesuatu, maka norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat  apakah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat.

Apa hubungannya antara nilai dengan norma? Norma dibangun di atas nilai sosial, dan norma sosial diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial. Pelanggaran terhadap norma akan mendapatkan sanksi dari masyarakat.

Berbagai macam norma dalam masyarakat

Dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya terdapat:

  1. Tata cara atau usage. Tata cara (usage); merupakan norma dengan sanksi yang sangat ringat terhadap pelanggarnya, misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas ketika minum. Pelanggaran atas norma ini hanya dinyatakan tidak sopan.
  2. Kebiasaan (folkways). Kebiasaan (folkways); merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua, dst.
  3. Tata kelakuan (mores). Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarnya disebut jahat. Contoh: larangan berzina, berjudi, minum minuman keras, penggunaan napza, mencuri, dst.
  4. Adat (customs). Adat merupakan  norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila adat  menjadi tertulis ia menjadi hukum adat.
  5. Hukum (law). Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan sanksi terhadap siapa saja yang melanggar dirumuskan secara tegas. Berbeda dengan norma-norma yang lain, pelaksanaan norma hukum didukung oleh adanya aparat, sehingga memungkinkan pelaksanaan yang tegas.

Mode atau fashion.

Di samping lima macam norma yang telah disebutkan itu, dalam masyarakat masih terdapat satu jenis lagi yang mengatur tentang tindakan-tindakan yang berkaitan dengan estetika atau keindahan, seperti pakaian, musik, arsitektur rumah, interior mobil, dan sebagainya. Norma jenis ini disebut mode atau fashion.  Fashion dapat berada pada tingkat usage, folkways, mores, custom, bahkan law.

Hubungan antara nilai dengan norma sosial

Di dalam masyarakat yang terus berkembang, nilai senantiasa ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak hal juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan ataupun tata kelakuan yang berlaku dalam masyarakat. Di wilayah perdesaan, sejak berbagai siaran dan tayangan telivisi swasta mulai dikenal, perlahan-lahan terlihat bahwa di dalam masyarakat itu mulai terjadi pergesaran nilai, misalnya tentang kesopanan. Tayangan-tayangan yang didominasi oleh sinetron-sinetron mutakhir yang acapkali memperlihatkan artis-artis yang berpakaian relatif terbuka, sedikit banyak menyebabkan batas-batas toleransi masyarakat menjadi semakin longgar. Berbagai kalangan semakin permisif terhadap kaum remaja yang pada mulanya berpakaian normal, menjadi ikut latah berpakaian minim dan terkesan makin berani. Model rambut panjang kehitaman yang dulu menjadi kebanggaan gadis-gadis desa, mungkin sekarang telah dianggap sebagai simbol ketertinggalan. Sebagai gantinya, yang sekarang dianggap trendy dan sesuai dengan konteks zaman sekarang (modern) adalah model rambut pendek dengan warna pirang atau kocoklat-coklatan.  Jadi berubahnya nilai akan berpengaruh terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

(agsa)

57 thoughts on “Nilai dan Norma Sosial

  1. Pingback: Tugas Kelas X Akselerasi dan XII IPS Kamis, 23 September 2010 « Agsa's Blog

  2. Pingback: Bahan Ajar Untuk Ulangan Tengah Semester 1 2010-2011 « Agsa's Blog

  3. apa akibatnya jika bergesernya nilai dan norma masyarakat?
    tolong mnta bantuan untuk penjelasannya
    dan dampak positif dan negatifnya
    trims pa angsa
    G(n_n)Y

    • Koq pa “angsa” to … agsa … ag(us) sa(ntosa) …. tapi gak papa, angsa juga indah koq.
      yah … bergesernya nilai dan norma bisa menimbulkan disorganisasi sosial, karena menuntut adaptasi dari segenap unsur-unsur sosial. Jika, adaptasi itu berhasil maka bisa saja keadaan dalam masyarakat lebih baik, lebih maju, lebih sebagaimana diharapkan. Jika adaptasi itu gagal, keadaannya bisa anomie [kekacauan norma]. Norma dan nilai yang baru belum diterima, tetapi norma dan nilai-nilai yang lama sudah tidak dianggap ada.

      • maaf pak AgSa
        hehe

        kan pak AgSa pakek baju putih jadi imaginasinya ke AnSa
        hehe
        Terus pak dampak positif negatifnya?
        sebelumnya terimakasih lho pak atas jawabannya
        sekali lagi minta maaf lho pak soal angsanya
        hehe

  4. Saya masih belum jelas mengenai perbedaan antara Norma dan nilai Sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat. Lalu, Apakah bagi individual, kelompok, campuran, jika melanggar Norma dan nilai yang berlaku di masyarakat dapat dikatakan Penyimpangan perilaku atau sosial, karena masih ada pihak yang mengatakan benar dan ada yang mengatakan salah, contoh : seorang suami yang memiliki isteri lebih dari 1 (satu) orang ?

    Jika ada kasus perkara korupsi di lembaga Pemerintah, apakah termasuk penyimpangan Norma atau nilai, karena di dalam sistem ada perintah dan ada pelaksana perintah ?

    • Terimakasih telah berkenan mampir di blog saya. Tentang perbedaan antara nilai dengan norma, nilai itu berada pada tataran idea atau pemikiran, fungsinya mengarahkan tindakan dan perilaku penganutnya. Sedangkan norma berada pada tataran tindakan, fungsinya mengatur tindakan. Nilai dan norma sosial berlaku bagi sebagian besar warga masyarakat. Maka siapapun yang perilakunya tidak sesuai dengan nilai atau melanggar norma, maka perilaku tersebut dinyatakan sebagai menyimpang, Ukurannya dalah nilai dan norma sosial, ukuran yang berlaku bagi sebagian besar warga masyarakat.

      Apakah seorang laki2 yang memikiki isteri lebih dari satu orang dapat dinyatakan menyimpang? Sangat tergantung pada toleransi warga masyarakat. Penyimpangan-pernyimpangan perilaku itu bersifat relatif, tidak ditentukan oleh mutu tindakan. Jadi, apabila masyarakat menerima perilaku tersebut dan umum dilakukan, maka perilaku tersebut yang dianggap normal.

      Untuk tindakan korupsi, bukan saja itu merupakan penyimpangan terhadap nilai dan norma sosial, tetapi juga terhadap ketentuan hukum. Bahwa tindakan itu diperintahkan, memang dalam sosiologi difahami bahwa, perilaku sosial lebih cenderung dilakukan bukan karena kehendak (preferensi pribadi), melainkan kehendak (preferensi) kelompok. Maka, bisa saja terjadi, perilaku korupsi itu dilakukan karena terpaksa. Yah, dipaksa oleh sistem sosial (struktur dan proses sosial) yang korup.

      Demikian, semoga dapat memberikan kejelasan.

      Salam,
      Agus Santosa
      SMA Negeri 3 Yogyakarta

      • fungsi dari norma sosial itu sndiri apa pak??
        makasih

        Roy di SMAGO:
        Mengenai fungsi nilai dapat dilihat pada paparan di atas, minimal ada tiga macam: (1) sistem harapan, (2) pengarah tindakan, dan (3) semacam benteng perlindungan. Sedangkan mengenai fungsi norma, secara umum “mengatur” atau “menata” aktivitas (sistem tindakan) warga masyarakat sehingga sejalan dengan nilai-nilai yang diterima oleh sebagian besar warga masyarakat, artinya –tidak seperti nilai yang hanya mengarahkan tindakan– norma sosial berfungsi memberikan batas-batas tindakan (sehingga dapat dilanggar), dan dalam batas tertentu, norma sosial juga dapat mengidentifikaiskan individu dengan kelompok/masyarakatnya.
        Demikian, salam.

  5. sangat bagus pak, saya ingin bertanya tentang norma mode pak, apakah norma mode memang berdiri sendiri ?saat saya SMA dulu saya diajarkan juga norma ada norma mode/fashion dan belakangan saat saya presentasi tugas kuliah dan menyebutkan norma mode bbrpa teman saya berpndapat norma mode masuk dlm norma yg lain seperti norma kesusilaan atau kesopanan, trimakasih.

  6. Terimakasih telah berkenan mampir di blog saya ….
    Posisi norma fashion/mode memang unik, norma ini dapat ditemukan di berbagai tingkatan norma, mulai dari usage, folkways, mores, custom, bahkan hukum. Contohnya mode pakaian, Ukuran-ukuran baik dan pantasnya pakaian dapat ditemukan di usage, misalnya kita sering/banyak menemukan orang menggulung lengan panjang bajunya, diderajat kebiasaan/folkways, misalnya kebiasaan orang mengenakan baju batik ketika menghadiri undangan resepsi pernikahan atau hajatan yang lain, di tingkat mores, misalnya “keharusan internal” orang-orang muslimah (muslim perempuan) mengenakan jilbab, di tingkat custom kita menemukan berbagai pakaian adat, dan di tingkat hukum, kita mengenal pakaian-pakaian uniform (seragama), misalnya di kalangan para pelajar, pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, jaksa, dan seterusnya.

    Demikian, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

    Salam,

    Agus Santosa
    SMA Negeri 3 Yogyakarta
    Jalan Yos Sudarso 7
    Yogyakarta

    • Wow … makasih telah berkenan mampir di blog ini. Norma2 yang disebut, mulai dari usage sampai dengan hukum, atau bahkan fashion, semua ada dan berlaku dalam pergaulan sehari-hari.

    • Pergeseran nilai itu misalnya tentang pemberian tanda kasih … dulu, tanda kasih itu diberikan dalam bentuk barang, bunga, atau benda2 lain yang berharga … orang merasa tabu kalau memberikan dalam bentuk uang. Tapi ada pergeseran nilai, akhirnya orang memberikan tanda kasih dalam bentuk uang tidak apa-apa, bahkan diharapkan ….

    • wow … sampai 8 poin? Sebenarnya sederhana saja koq, nilai itu menjadi dasar dari norma-norma, sehingga norma-norma itu dibangun di atas nilai-nilai. Dapat juga, norma-norma itu diciptakan untuk mempertahankan nilai-nilai yang oleh masyarakat dipandang luhur …. misalnya Pancasila. Pancasila dipandang sebagai nilai luhur, sehingga diciptakan norma, bernama UUD yang menyatakan tidak mungkin siapapun mengganti dasar negara. Demikian kira2… wallahu a’lam ….

  7. pak,,saiya mau bertanya,,
    ~apa arti penting nilai dan norma sehingga menjadi sesuatu hal yang sangat penting dalam proses sosialisasi yang di jalani seorang individu???

  8. Terimakasih, Pak. Sangat membantu untuk pembuatan tugas kelompok 🙂
    kalau boleh, saya minta materi tentang sosiologi yang lain, Pak.
    Sekali lagi, terimakasih. 🙂

  9. Terimakasih, Pak. Sangat membantu untuk materi tugas kelompok saya 🙂
    kalau boleh, saya minta materi tentang sosiologi yang lain, Pak.
    Sekali lagi, terimakasih. 🙂

Leave a reply to Silviana Cancel reply