Struktur Sosial serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial


A. Pengertian Struktur Sosial

Struktur sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, yaitu kelompok,  kelas sosial,  nilai dan norma sosial, dan lembaga sosial.

Struktur sosial merupakan ruang abstrak dalam masyarakat, sebagaimana ruang geografi yang kita kenal dan lebih konkrit. Kalau dalam ruang geografi kita dapat mempunyai alamat geografik (titik posisi atau lokasi kita berada), misalnya SMA Negeri 3 Yogyakarta berlokasi di Jalan Yos Sudarso  7, Kaluarhan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Kota  Yogyakarta,  maka demikian jugalah di ruang sosial, maka di ruang sosial atau struktur sosial, kita pun punya alamat sosial.  Di manakan posisi SMA Negeri 3 Yogyakarta di ruang sosial? Tergantung pada parameter apa yang kita gunakan, apakah nilai dan norma, kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.

Perhatikan bagan berikut!

Apabila unsur nilai dan norma kita gunakan untuk mengetahui posisi atau alamat sosial kita, maka apakah kita termasuk orang kebanyakan (normal), orang yang dijadikan panutan (super ordinat), ataukah orang menyimpang (deviant). Apabila menggunakan status atau kelas, maka apakah kita berada pada kelas atas, menengah atau bawah. Di lembaga manakah kita beraktivitas? Pendidikan, keluarga, politik, ekonomi, hokum, ataukah agama.

Struktur sosial dan peluang hidup (life chance)

Struktur sosial identik dengan struktur peluang hidup (life chance), semakin tinggi posisi dalam struktur sosial, semakin baik peluang hidupnya.

Struktur sosial dan fakta sosial

Struktur sosial merupakan fakta sosial, yaitu cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada diluar individu tetapi mengikat. Sehingga, kelas sosial tertentu identik dengan cara hidup tertentu. Kelas sosial bukanlah sekedar kumpulan dari orang-orang yang pendidikan atau penghasilannya relative sama, tetapi lebih merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki cara atau gaya hidup yang relative sama.

Jawablah:

(1) mengapa musik dangdut sering diidentikan dengan musiknya kelas bawah, sementara music klasik atau jazz diidentikkan dengan kelas atas?

(2) mengapa orang-orang kelas atas diidentikkan dengan orang-orang berdasi dan bersepatu?

(3) Mengapa kelas sosial tertentu juga identik dengan merk mobil, merk sepatu, merek parfum, merek baju tertentu, juga aktivitas mengisi waktu luang dan olahraga tertentu?

Paramater struktur sosial.

Terdapat dua macam parameter yang dapat digunaan untuk menganalisis struktur sosial, yaitu

(1) Parameter Graduated/berjenjang, meliputi antara lain: kekuasaan, keturunan/kasta, tingkat pendidikan, kekayaan, usia, dst., dan

(2) paramater Nominal/tidak berjenjang, meliputi antara lain: sukubangsa, ras, golongan/kelompok, jenis kelamin, agama, dan seterusnya.

Konfigurasi atau pemilahan struktur sosial berdasarkan parameter-parameter  graduated disebut stratifikasi sosial (diferensiasi rank/tingkatan).

Sedangkan, konfigurasi atau pemilahan struktur sosial berdasarkan parameter nominal disebut diferensiasi sosial (diferensiasi fungsi, dan custom/adat).

Status, kedudukan, atau posisi individu atau kelompok dalam struktur sosial tidak bersifat statis atau tetap, melainkan dapat mengalami perubahan atau perpindahan. Perpindahan posisi dalam struktur sosial yang dialami oleh individu ataupun kelompok dalam struktur sosial disebut mobilitas sosial.

B. Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial merupakan pemilahan atau konfigurasi struktur sosial berdasarkan parameter-parameter yang sifatnya nominal atau tidak berjenjang. Hasilnya dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok atau golongan sosial.

1. Diferensiasi sosial berdasarkan ras.

Ras merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik-biologis manusia dengan kecenderungan yang besar.

Ciri fisik :

Fenotipe (tampak luar):

1)     Kualitatif: warna kulit, warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk mata

2)     Kuantitatif: tinggi dan berat badan, ukuran kepala, ukuran hidung, dll.

Genotype (tidak tampak luar): golongan darah

Manusia dari seluruh dunia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ras utama, yaitu kaukasoid, mongoloid, dan negroid.

Dalam prakteknya terdapat kesulitan penggolongan ras, antara lain karena: (1) ciri fisik yang tumpang tindih, dan (2) terjadinya perkawinan campuran (amalgamasi).

2. Diferensiasi sosial berdasarkan sukubangsa/etnis

Sukubangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, yang sering dikuatkan dengan kesatuan bahasa.

Sukubangsa sering disamakan dengan kelompok etnik (ethnic Group). Namun, kelompok etnik tidak selalu berarti sukubangsa. Misalnya kelompok etnik Tionghoa.

Disebut kelompok etnik apabila secara sosial telah mengembangkan SUBKULTUR-nya sendiri.

Lima cirri pengelompokan sukubangsa:

  • Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga sukubangsa
  • Pola-pola sosial-kebudayaan (adat istiadat, cita-cita dan ideologi)
  • Ikatan sebagai satu kelompok
  • Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli
  • Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran teritorial di antara warga sukubangsa

Untuk kepentingan administrasi dan politik, di masa orde baru dibedakan antara

(1) masyarakat sukubangsa,

(2) masyarakat terasing, dan

(3) keturunan asing.

Masyarakat sukubangsa adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, dan mampu berinteraksi dan komunikasi dengan dunia luarnya, masyarakat terasing adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, tetapi terisolasi atau mengalami keterbatasan hubungan dengan dunia luarnya, sedangkan keturunan asing memiliki daerah asal di luar wilayah Indonesia. Ada tiga keturunan asing yang menonjol, yaitu China, India dan Arab,

3. Diferensiasi sosial berdasarkan agama

Agama merupakan sistem terpadu terdiri atas keyakinan dan praktek, berhubungan dengan sesuatu yang dianggap sacred (suci/sakral) menyatukan pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat.  Sesuatu yang sakral disebut TUHAN (God, Allah, Elia, Devon, Deva, Devi, dst.)

Diferensisasi agama merupakan diferensiasi customs.

Karena letak Indonesia di posisi silang, dalam masyarakatnya terdapat penganut dari lima agama besar dunia, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.

4. Diferensiasi sosial berdasarkan profesi

Profesi merupakan pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya memerlukan keahlian.  Misalnya: dosen, guru, dokter, jurnalis, artis, penyiar radio, penyiar televisi, ahli komputer, designer, politikus, perawat, birokrat, militer, pengusaha, pedagang, dan sebagainya. Dirensiasi profesi merupakan diferensiasi fungsi.

5. Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri fisik biologis yang tidak dapat dipertukarkan.

Gender merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri-ciri sosial dan budaya yang sebenarnya dapat dipertukarkan, karena diperoleh melalui proses belajar. Misalnya perempuan bekerja di dalam rumah, dan laki-laki bekerja di luar rumah.

Maka, jenis kelamin (seks) merupakan pembedaan berdasarkan konstruksi biologis, sedangkan gender berdasarkan konstruksi sosial dan budaya, yang sering dikuatkan oleh ajaran agama.

C. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial menggunakan parameter graduated/berjenjang. Hasilnya adalah dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial.

Kriteria yang digunakan dapat berupa kriteria (1) sosial, (2) ekonomi, dan (3) politik. Kriteria sosial meliputi: pendidikan, profesi atau pekerjaan, dan keturunan atau keanggotaan dalam kasta dan kebangsawanan. Kriteria ekonomi meliputi pendapatan/penghasilan dan pemilikan/kekayaan. Kriteria politik meliputi kekuasaan.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial

Menurut Weber,  para anggota masyarakat dapat dipilah secara vertikal berdasarkan atas ukuran-ukuran kehormatan, sehingga ada orang-orang yang dihormati dan disegani dan orang-orang yang dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan orang-orang yang dianggap hina. Orang-orang yang dihormati atau disegani pada umumnya adalah mereka yang memiliki jabatan atau profesi tertentu,  keturunan bangsawan atau orang-orang terhormat, atau berpendidikan tinggi.

Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial yang dapat dikategorikan sebagai kriteria sosial antara lain, (1) profesi, (2)  pekerjaan, (3) tingkat pendidikan, (4) keturunan, dan (5) kasta.

1. Profesi

Yang dimaksud profesi adalah pekerjaan-pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya memerlukan keahlian, misalnya dokter, guru, wartawan, seniman, pengacara, jaksa, hakim, dan sebagainya.  Orang-orang yang menyandang profesi-profesi tersebut disebut kelas profesional.

Di samping kelas profesional, dalam masyarakat terdapat juga kelas-kelas  tenaga terampil dan tidak terampil, yang pada umumnya ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dalam stratifikasi sosial masyarakat.

2. Pekerjaan.

Berdasarkan tingkat prestise atau gengsinya, pekerjaan-pekerjaan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi: (1) pekerjaan kerah putih (white collar), dan (2) pekerjaan kerah biru (blue collar).  Pekerjaan kerah putih merupakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih menuntut penggunaan pikiran atau daya intelektual, sedangkan pekerjaan-pekerjaan kerah biru lebih menuntut penggunaan energi atau kekuatan fisik. Pada umumnya anggota masyarakat lebih memberikan penghargaan atau gengsi yang lebih tinggi pada pekerjaan-pekerjaan kerah putih. Walaupun, tidak selalu bahwa pekerjaan kerah putih memberikan dampak ekonomi atau finansial yang lebih besar daripada pekerjaan kerah biru.

3. Pendidikan

Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sebagian besar anggota masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan tinggi akan menempati posisi dalam stratifikasi sosial yang lebih tinggi. Sehingga tamatan  S-3 dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada tamatan  S2, S1, SMA/SMK, SMP, SD, dan mereka yang tidak pernah  sekolah.

4. Keturunan

Keturunan raja atau bangsawan dalam masyarakat dipandang memiliki kedudukan yang tinggi. Bahkan, pada masyarakat feodal, hampir tidak ada pengakuan terhadap simbol-simbol yang berasal dari luar istana, termasuk tata kota, arsitektur, pemilihan hari-hari penting, pakaian, seni, dan sebagainya. Penempatan orang dalam posisi-posisi penting dalam masyarakat akan selalu mempertimbangkan faktor keturunan, dan keaslian keturunan dipandang sangat penting.

5. Kasta

Kasta merupakan pemilahan anggota masyarakat yang dikenal pada masyarakat Hinduisme. Masyarakat dipilah menjadi kasta-kasta, seperti:  Brahmana, Ksatria, Weisyia, dan Sudra. Kemudian ada orang-orang yang karena tindakannya dihukum dikeluarkan dari kasta, digolongkan menjadi paria.

Sebagian besar orang menganggap pemilahan dalam kasta bersifat graduated atau berjenjang, mengingat orang-orang yang berasal dari kasta yang berbeda akan memiliki gengsi (prestige) dan hak-hak istimewa (privelege) yang berbeda. Namun, tokoh-tokoh Hinduisme menyatakan bahwa kasta bukanlah pemilahan vertikal, melainkan hanyalah merupakan catur warna.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi

Kriteria ekonomi yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sosial dapat meliputi penghasilan dan  pemilikan atau kekayaan.

Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi, maka masyarakat akan terdiri atas

  • Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan atau kekayaannya  dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan  hidupnya
  • Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena penghasilan dan kekayaannya dapat leluasa memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya
  • Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumberdaya ekonominya hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak mampu untuk itu.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik

Ukuran yang digunakan untuk memilah masyarakat atas dasar dimensi atau kriteria politik adalah distribusi kekuasaan. Kekuasaan (power) berbeda dengan kewenangan (otoritas).  Seseorang yang berkuasa tidak selalu memiliki kewenangan.

Yang dimaksud kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat, termasuk mempengaruhi pembuatan keputusan kolektif.  Sedangkan wewenang adalah hak untuk berkuasa.  Apa yang terjadi apabila orang mempunyai wewenang tetapi tidak memiliki kekuasaan? Mana yang lebih efektif, orang mempunyai kekuasaan saja, atau wewenang saja?

Meskipun seseorang memiliki hak untuk berkuasa, artinya ia memiliki wewenang, tetapi kalau dalam dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, maka ia tidak akan dapat melaksanakan hak itu dengan baik. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki kemampuan mempengaruhi pihak lain, meskipun ia tidak punya wewenang untuk itu, pengaruh itu dapat berjalan secara efektif.  Untuk lebih memahami hal ini, dapat diperhatikan pengaruh tokoh masyarakat, seperti seorang tokoh agama atau orang yang dituakan dalam masyarakat.

Sudah beradab-abad menjadi pemikiran dalam dalil politik, bahwa kekuasaan dalam masyarakat selalu terdistribusikan tidak merata. Gaetano Mosca (1939) menyatakan bahwa dalam setiap masyarakat selalu terdapat dua kelas penduduk: satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Kelas pertama yang jumlahnya lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan itu, sedangkan kelas kedua, yang jumlahnya lebih besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas pertama itu.

Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, dan Robert Michels memberikan pengertian bahwa beberapa asas umum yang menjadi dasar bagi terbentuknya stratifikasi sosial, khususnya yang berkaitan dengan kekuasaan politik, adalah:

1. Kekuasaan politik tidak dapat didistribusikan secara merata

2. Orang-orang dikategorikan ke dalam dua kelompok: yang memegang kekuasaan dan yang tidak memilikinya

3. Secara internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan memiliki kesadaran kelompok

4. Keanggotaan dalam elite berasal dari lapisan yang sangat terbatas

5.Kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapa pun di luar kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya

Di dalam masyatakat yang demokratis, pembagian dikotomis antara yang berkuasa dan tidak berkuasa tidak sesederhana yang dikemukakan Mosca dan kawan-kawannya.  Biarpun kelas berkuasa jumlah orangnya selalu lebih sedikit, tetapi pada umumnya distribusi kekuasaan lebih terfragmentasi ke berbagai kelompok-kelompok.  Dalam masyarakat yang demokratis, kelompok elite tidak memiliki otonomi sebagaimana pada masyarakat diktator. Kekuasaan elite dalam masyarakat demokratis selalu dapat dikontrol oleh kelompok-kelompok yang ada di luar kelompok elite, dan jumlahnya lebih dari satu.

Dominasi

Dominasi merupakan kekuasaan yang nyaris tidak dapat ditolak oleh siapapun. Kekuasaan yang sifatnya hampir multlak.

Kekuasaan dalam masyarakat berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) kekuasaan tradisional, (2) kekuasaan kharismatik, dan (3) kekuasaan legal-rasional.

Kekuasasan tradisional adalah kekuasaan yang sumbernya berasal dari tradisi masyarakat, misalnya raja.  Kekuasaan kharismatik bersumber dari kewibawaan atau kualitas diri seseorang, dan kekuasaan legal rasional bersumber dari adanya wewenang yang didasarkan pada pembagian kekuasaan dalam birokrasi, misalnya pemerintahan.

Mengapa dominasi?

Dominasi dapat  terjadi  karena unsur-unsur kekuasaan seperti kharisma, tradisi dan legal rasional dimiliki oleh seseorang.  Dalam batas-batas tertentu, Sultan Yogyakarta memiliki ketiga unsur kekuasaan tersebut.

Status sosial

Unsur penting dalam stratifikasi sosial adalah status. Apakah status? Status adalah Posisi atau kedudukan atau tempat seseorang atau kelompok dalam struktur sosial masyarakat atau pola hubungan sosial tertentu.

Status seseorang dapat diperoleh sejak kelahirannya (ascribed status), diberikan karena jasa-jasanya (assigned status), atau karena prestasi dan perjuangannya (achived status). Masyarakat modern lebih menghargai status-status yang diperoleh melalui prestasi atau perjuangan, masyarakat feudal lebih menghargai status yang diperoleh sejak lahir.

Apakah kelas sosial?

  • Segolongan orang yang menyandang status relatif sama
  • Memiliki cara hidup tertentu
  • Sadar akan privelege (hak istimewa) tertentu, dan
  • memiliki prestige (gengsi kemasyarakatan) tertentu

Apakah simbol status?

  • Simbol “sesuatu” yang oleh penggunanya diberi makna tertentu
  • Ciri-ciri/tanda-tanda yang melekat pada diri seseorang atau kelompok yang secara relatif dapat menunjukkan statusnya
  • Antara lain: cara berpakaian,cara berbicara, cara belanja, desain rumah, cara mengisi waktu luang, keikutsertaan dalam organisasi, tempat tinggal,cara berbicara, perlengkapan hidup, akses informasi, dst.

Konsekuensi perbedaan status dalam pelapisan sosial masyarakat?

  • Cara hidup (cara berfikir, berperasaan dan bertindak) yang berbeda: sikap politik, kepedulian sosial, keterlibatan dalam kelompok sosial, dst.). Ingat: PS = f(S + K), bahwa perilaku sosial pada dasarnya merupakan fungsi dari struktur sosial dan kebudayaan.  Jawablah: mengapa seorang individu menyebut orangtuanya sebagai mama dan papa, bukan ayah dan ibu, bukan bapak dan ibu, atau bapak dan simbok?
  • Prestige (gengsi/kehormatan sosial) yang berbeda
  • Privilege (hak istimewa) yang berbeda
  • PELUANG HIDUP YANG BERBEDA

D. Konflik Sosial

Konflik sosial merupakan salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup.

Sumber konflik:

  1. Perbedaan kepentingan
  2. Perbedaan individual
  3. Perbedaan kebudayaan
  4. Perubahan sosial

Macam-macam konflik

  1. Individu atau kelompok  (berdasarkan pelakunya perorangan atau kelompok)
  2. Horizontal atau vertical (berdasarkan status pihak-pihak yang terlibat, sejajar atau bertingkat)

Konflik horizontal = antar-etnis, antar-agama, antar-aliran, dll.

Konflik vertical = antara buruh dengan majikan, pemberontakan atau gerakan separatis/makar terhadap kekuasaan negara

  1. Ideologis atau politis (berdasarkan tingkat konflik, apabila sebatas pemikiran/ideologi, disebut konflik tingkat ideologis (misalnya pertentangan ideology antara santri denan abangan dan priyayi), apabila sampai muncul di tingkat tindakan disebut tingkat politis (misalnya: riot/kerusuhan, demonstrasi, pemberontakan, makar, dan sebagainya)
  2. Konflik terbuka, konflik laten dan konflik permukaan

Penjelasan:

  • TANPA KONFLIK: dalam kesan umum adalah lebih baik, namun setiap masyarakat atau kelompok yang hidup damai, jika ingin keadaan ini terus berlangsung, mereka harus hidup bersemangat dan dinamis. Memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan, serta mengelola konflik secara kreatif.
  • KONFLIK LATEN: sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan agar dapat ditangani secara effektif
  • KONFLIK TERBUKA: berakar dalam, dan sangat nyata. à memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.
  • KONFLIK DI PERMUKAAN: memiliki akar yang dangkal/tidak memiliki akar, muncul hanya karena kesalah fahaman mengenai sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi

E. Mobilitas Sosial

Pengertian Mobilitas Sosial

Istilah mobilitas (Ing: mobility) berasal darai kata mobilis (Latin) yang artinya bergerak atau berpindah. Meskipun demikian mobilitas sosial tidak sama dengan gerakan sosial.

Yang dimaksud gerakan sosial (social movement) suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelas atau golongan sosial untuk memperoleh tujuan-tujuan yang diinginkan.

Mobilitas sosial merupakan perubahan posisi atau kedudukan orang atau kelompok orang dalam struktur sosial, misalnya dari satu lapisan ke lapisan lain yang lebih atas ataupun lebih bawah, atau dari satu kelompok/golongan ke kelompok/golongan lain.

Struktur sosial

Sebagaimana disebut di bagian awal ringkasan materi ini,  struktur sosial merupakan salah satu konsep paling esensial dalam sosiologi. Struktur sosial berkaitan dengan posisi-posisi individu atau kelompok dalam masyarakat. Kalau dalam ruang geografi seseorang atau sekelompok orang memiliki lokasi/tempat tinggal atau dalam bahasa yang lebih populer ”alamat”, maka dalam ruang sosial seseorang juga memiliki ”lokasi”, ”tempat”, atau ”alamat”.  Anda dan keluarga Anda memiliki posisi tertentu dalam struktur sosial, posisi itu sering disebut sebagai status atau kedudukan sosial.  SMA di mana Anda sekarang ini bersekolah juga memiliki posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.

Bagaimana mengetahui posisi kita? Sama dengan ruang geografik,  ruang sosial juga memiliki dimensi horizontal dan vertikal. Di ruang geografik seseorang memiliki alamat ”Jl. Sultan Agung Nomor 8 Lantai 7”, maka di ruang sosial seseorang dapat memiliki alamat ”orang tua atau muda, beragama Islam, Kristen-Protestan, Kristen-Katholik, Hindu, atau Budha, bekerja sebagai petani, pedagang, pegawai pemerintah, pegawai swasta, atau bekerja di sektor nonformal perkotaan, miskin, setengah kaya, atau kaya raya, berbudi bekerti luhur dan berhati mulia atau dikenal sebagai penjahat, pengikut setia Bung Karno,  Bung Hatta,  Gus Dur,  Amien Rais, atau yang lain, dan seterusnya.

Dalam ruang imaginer ”struktur sosial”, setiap orang punya tempat tinggal, dan sama dengan di ruang geografi, tempat tinggal itu dapat berubah-ubah.  Orang dan sekelompok orang dapat bermigrasi dalam ruang geografi, dari Jawa ke Sumatra, atau sebaliknya. Maka, dalam ruang sosial, orang atau sekelompok orang dapat mengalami ”mobilitas sosial”, dari orang kaya menjadi orang miskin, atau sebaliknya, dari orang miskin menjadi orang kaya. Dari pemimpin menjadi orang biasa. Dari orang baik menjadi orang jahat, atau sebaliknya dari orang jahat menjadi orang baik.

Macam-macam Mobilitas sosial

Di samping manusia hidup dan bergerak dalam sebuah ruang geografik, manusia juga hidup dalam sebuah ruang yang unik, yaitu struktur sosial yang di dalamnya terdapat pemilahan-pemilahan vertikal maupun horizontal. Sehingga, di samping manusia dapat berpindah dari satu ruang geografik (wilayah) ke ruang geografik yang lain, dalam sebuah ruang sosial yang unik tadi, manusia juga dapat berpindah dari satu strata atau kelas sosial ke strata atau kelas sosial yang lain, ataupun dari satu golongan ke golongan yang lain.

Mobilitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:

  1. Mobilitas geografik, yakni perpindahan orang dari satu tempat/daerah ke tempat/daerah yang lain
  2. Mobilitas sosial, yakni perpindahan posisi dari suatu kelas sosial atau kelompok sosial ke kelas sosial atau kelompok sosial yang lain.

Berdasarkan arah perpindahan, mobilitas sosial dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  1. Mobilitas sosial horizontal, yakni perpindahan posisi individu atau kelompok individu dari satu kelompok atau golongan sosial ke kelompok atau golongan sosial lain yang sederajat
  2. Mobilitas sosial vertikal, yaitu perpindahan posisi atau kedudukan individu atau kelompok individu dari satu strata sosial ke strata sosial lain, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah.

Mobilitas sosial vertikal dapat dibedakan menjadi:

1.     Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing), dapat berupa:

  • masuknya individu dari kedudukan rendah ke kedudukan tinggi
  • pembentukan kelompok baru yang derajatnya lebih tinggi

2.     Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking), dapat berupa:

  • turunnya individu dari kedudukan yang lebih tinggi ke kedudukan yang lebih rendah
  • turunnya derajat sekelompok individu karena disintegrasi kelompok (sering disebut sebagai dislokasi sosial)

3.    Mobilitas sosial antar-generasi,  yang dimaksud adalah mobilitas yang terjadi pada generasi yang berbeda,  misalnya:

  • orang tua berkedudukan sebagai petani atau buruh, anak-anaknya menjadi pengajar di perguruan tinggi atau majikan. Contoh mobilitas dalam bentuknya yang demikian banyak terjadi di daerah-daerah yang mengalami industrialisasi. Banyak orang yang akhirnya meninggalkan pekerjaan sebagai petani atau pekerjaan agraris yang lain sebagaimana yang ditekuni oleh para orangtua mereka karena tertarik untuk bekerja di pabrik-pabrik/industri.
  • Atau sebaliknya, orang tuanya sebagai majikan atau pejabat negara, sedangkan anak-anaknya menjadi buruh atau pegawai biasa di instansi pemerintah.

Di samping dua macam mobilitas di atas, sering pula dijumpai istilah mobilitas mental, yang artinya perubahan sikap dan perilaku individu atau sekelompok individu karena didorong oleh rasa ingin tahu, tuntutan penyesuaian diri, hasrat meraih prestasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor penghambatnya dapat berupa sikap malas dan kepasrahan terhadap nasib maupun isolasi sosial.

Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat mobilitas social

Menurut berbagai pengamatan terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, antara lain:

  • Status sosial

Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan orangtuanya.

  • Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik.

  • Situasi politik

Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang juga tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat lain.

  • Motif-motif keagamaan

Mobilitas sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji. Orang yang melakukan ibadah haji lazim disebut naik haji. Istilah “naik” jelas menunjuk adanya peristiwa mobilitas sosial, bahwa status orang tersebut akan menjadi berbeda antara sebelum dan sesudah menjalankan ibadah haji. Demikian juga fenomena-fenomena dalam kehidupan agama yang lain, misalnya yang dilakukan oleh kaum misionaris atau zending.

  • Faktor kependudukan/demografi

Bertambahnya jumlah dan kepadatan penduduk yang berimplikasi pada sempitnya permukiman, kualitas lingkungan yang buruk, kesempatan kerja yang menyempit,  kemiskinan, dan sebagainya, dapat mendorong orang untuk melakukan migrasi ke tempat lain.

  • Keinginan melihat daerah lain

Hal ini tampak pada fenomena tourisme, orang mengunjungi daerah atau tempat tertentu dengan tujuan sekedar melihat sehingga menambah pengalaman atau bersifat rekreasional.

Di samping faktor-faktor yang mendorong ada pula faktor-faktor yang menghambat mobilitas sosial, misalnya:

  1. Perangkap kemiskinan
  2. Diskriminasi gender, ras, agama, kelas sosial
  3. Subkultur kelas sosial, misalnya apa yang oleh Oscar Lewis disebut sebagai the culture of poverty, ataupun rendahnya hasrat meraih prestasi, yang oleh David McClelland disebut sebagai need for achievement (n-Ach).

Prinsip-prinsip Mobilitas Sosial

  1. Hampir tidak terdapat masyarakat yang sistem pelapisan sosialnya secara mutlak tertutup, sehingga mobilitas sosial – meskipun terbatas – tetap akan dijumpai pada setiap masyarakat
  2. Sekalipun suatu masyarakat menganut sistem pelapisan sosial yang terbuka, namun mobilitas sosial tidak dapat dilakukan sebebas-bebasnya
  3. Tidak ada mobilitas sosial yang umum berlaku bagi semua masyarakat; artinya setiap masyarakat memiliki karakteristiknya sendiri dalam hubungannya dengan mobilitas sosial
  4. Laju mobilitas sosial yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik maupun pekerjaan tidaklah sama
  5. Tidak ada kecenderungan yang kontinyu mengenai bertambah atau berkurangnya laju mobilitas sosial

Saluran-saluran Mobilitas Sosial

Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-saluran yang disebut social circulation sebagai berikut:

  1. Angkatan bersenjata (tentara); terutama dalam masyarakat yang dikuasai oleh sebuah rezim militer atau dalam keadaan perang
  2. Lembaga keagamaan. Contohnya tokoh organisasi massa keagamaan yang karena reputasinya kemudian menjadi tokoh atau pemimpin di tingkat nasional
  3. Lembaga pendidikan; sekolah sering merupakan saluran yang paling konkrit untuk mobilitas sosial, sehingga disebut sosial elevator yang utama. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang berhasil diraih seseorang semakin terbuka peluangnya untuk menempati posisi atau kedudukan tinggi dalam struktur sosial masyarakatnya.
  4. Organisasi politik, ekonomi dan keahlian (profesi); seorang tokoh organisasi politik yang pandai beragitasi, berorganisasi, memiliki kepribadian yang menarik, penyalur aspirasi yang baik, akan lebih terbuka peluangnya memperoleh posisi yang tinggi dalam masyarakat.
  5. Perkawinan; melalui perkawinan seorang rakyat jelata dapat masuk menjadi anggota kelas bangsawan. Status sosial seseorang yang bersuami/beristerikan orang ternama atau menempati posisi tinggi dalam struktur sosial ikut pula memperoleh penghargaan-penghargaan yang tinggi dari masyarakat.

Konsekuensi Mobilitas Sosial

Terjadinya mobilitas sosial di dalam masyarakat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik positif maupun negatif. Apakah konsekuensi tersebut positif atau negatif ditentukan oleh kemampuan individu atau kelompok individu menyesuaikan dirinya terhadap “situasi” baru: kelompok baru, orang baru, cara hidup baru.

Apabila individu atau kelompok individu yang mengalami mobilitas sosial mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi yang baru maka akan memperoleh hal-hsl posiitif sebagai konsekuensi mobilitas sosial, antara lain:

  • mengalami kepuasan, kebahagiaan dan kebanggaan.
  • Peluang mobilitas sosial juga berarti kesempatan bagi individu atau kelompok individu untuk lebih maju.
  • Kesempatan mobilitas sosial yang luas akan mendorong orang-orang untuk mau bekerja keras, mengejar prestasi dan kemajuan sehingga dapat meraih kedudukan yang dicita-citakan.

Apabila individu atau kelompok individu tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi baru, maka akan terjadi konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:

  • Konflik antar-kelas

Konflik ini terjadi karena benturan kepentingan antar-kelas sosial. Misalnya konflik antara majikan dengan buruh yang menghendaki kenaikan upah.

  • Konflik antar-kelompok

Konflik antar-kelompok (konflik horizontal) bisa melibatkan ras, etnisitas, agama atau aliran/golongan. Konflik jenis ini dapat terjadi karena perebutan peluang mobiitas sosial, misalnya kesempatan memperoleh sumber-sumber ekonomi, rekrutmen anggota, peluang memperoleh kekuasasan politik atau pengakuan masyarakat.

  • Konflik antar-individu

Konflik antar-individu dapat terjadi misalnya karena masuknya individu ke dalam kelompok tidak diterima oleh anggota kelompok yang lain. Misalnya lingkungan organisasi atau seseorang tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang dipromosikan menduduki suatu jabatan tertentu.

  • Konflik antar-generasi

Konflik ini terjadi dalam hubungannya mobilitas antar-generasi. Fenomena yang sering terjadi  adalah ketika anak-anak berhasil meraih posisi yang tinggi, jauh lebih tinggi dari posisi sosial orang tuanya, timbul ethnosentrisme generasi. Masing-masing generasi –orang tua maupun anak— saling menilai berdasarkan ukuran-ukuran yang berkembang dalam generasinya sendiri. Generasi anak memandang orang tuanya sebagai generasi yang tertinggal, kolot, kuno, lambat mengikuti perubahan, dan sebagainya. Sementara itu generasi tua mengganggap bahwa cara berfikir, berperasaan dan bertindak generasinya lebih baik dan lebih mulia dari pada yang tumbuh dan berkembang pada generasi anak-anaknya.

  • Konflik status dan konflik peran

Seseorang yang mengalami mobilitas sosial, naik ke kedudukan yang lebih tinggi, atau turun ke kedudukan yang lebih rendah, dituntut untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan kedudukannya yang baru.

Kesulitan menyesuaikan diri dengan statusnya yang baru akan menimbulkan konflik status dan konflik peran.

Konflik status adalah pertentangan antar-status yang disandang oleh seseorang karena kepentingan-kepentingan yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan banyaknya status yang disandang oleh seseorang.

Konflik peran merupakan keadaan ketika seseorang tidak dapat melaksanakan peran sesuai dengan tuntutan status yang disandangnya. Hal ini dapat terjadi karena statusnya yang baru tidak disukai atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Post Power Syndrome merupakan bentuk konflik peran yang dialami oleh orang-orang yang harus turun dari kedudukannya yang tinggi.

107 thoughts on “Struktur Sosial serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik dan Mobilitas Sosial

    • Struktur sosial sebenarnya adalah ruang sosial di mana di situ setiap anggota masyarakat baik individu atau kelompok memiliki alamat; apakah ia kelas atas, menengah, atau bawah, apakah ia kelompok kiri, kanan, atau tengah, di lembaga apakah ia beraktivitas, dan seterusnya. Berdasarkan ini, kalau ditelaah tentang unsur-unsurnya, maka struktur sosial akan merupakan hasil dari pemilahan dengan berbagai parameter baik yang besifat nominal maupun graduated: Kelas sosial, kelompok sosial, nilai dan norma sosial, dan lembaga/pranata sosial.

      • Struktur sosial itu konfigurasi dari unsur-unsur sosial, termasuk individu dan kelompok/kelas sosial, sedangkan mobilitas sosial itu perpindahan posisi orang/kelompok dalam struktur sosial

  1. pak mau tanya….

    pola hubungan seperti apakah yang mendukung dan tidak mendukung proses integrasi dalam masyarakat….

    trikasih y pak sebelumny….

    • Apakah suatu proses sosial akan mengarah kepada integrasi atau disintegrasi, akan dipengaruhi oleh perilaku (apakah didasarkan pada primordialisme, ethnosentrisme, dan berbagai bentuk eksklusifisme, ataukah model hubungan2 yang bersifat infklusif di antara para anggota kelompok maupun bentuk konfigurasi dari struktur sosial. Silakan lihat pada bagian bentuk struktur: interseksi atau konsolidasi.

  2. Makasih mas materinya bgus bgt……
    saya mw tanya….
    menurut Roger Hasyim: “struktur sosial merupakn abstraksi dari organisasi sosial” pa sih mksudnya..??

    • Sebenarnya struktur sosial merupakan konsep yang absrtrak, dan bukan sekerdar konfigurasi dari unsur2 sosial, struktur sosial lebih mrpkan pola pengaturan kehidupan sosial … mungkin dpt lebih dipahami dng pernyataan bahwa, orang-orang yang berada dalam sebuah kelas sosial, sebenarnya bukan sekedar orang2 yang memikiki tingkat pendidikan, kekayaan, atau kekuasaan yang relatif sama … tetapi lebih merupakan cara hidup, yakni cara berfikir, cara berperasaan, dan cara bertindak. Sehingga, kelas atas dengan kelas bawah kadang dapat dibedakan dengan mengenakan sepatu dan/atau dasi apa tidak … mudah2an dapat menjelaskan. Terimakasih atas perhatiannya.

  3. Yang membedakan stratifikasi tipe demokratis dengan lainnya, misalnya feodal, sebenarnya bukan pada bentuk, tapi pada batas-batas antar-kelas yang labil dan dapat ditembus sehingga memungjkinkan terjadinya mobilitas sosial vertikal.

  4. pak mau tanya mobilitas sm struktur sosial sm tidak ?
    trus kalo faktor” yang menyebabkan seseorang dapay memeperoleh kedudukan yang tinggi pada struktur sosial apa? berarti sm kan dengan faktor” penyebab mobilitas sosial ?

  5. pak! boleh tau tidak.yang dimaksud dari unsur-unsur sosial pokok dalam masyarakat dari pengertian struktur sosial itu apa ya? lalu kalo boleh berikan saya satu contoh. trimakasih pak!

  6. pak bleh brtnya …..??????? definisi struktur sosial menurut para ahli itu pa saja????? tlong jwb secpt nya ya pak………..

  7. assalamualaikum . . .

    mas makasih ya … Alhamdulillah materinya bagus banget, dan insyaallah akan sangat berguna bagi saya…

  8. Mr agus,..
    Saya ada tgs dr guru ips.Sudah cari dibuku2 g tahu jawabanx.
    Nah pertanyaanx mr,

    apa nama lain atau sebutan lain dari struktur sosial.?

    Tolong bantu saya mr.Agus,please kirim jwbx ke no hp saya ni nox 0838 5342 6688
    sekali lg makash,mr!

  9. nama lain dari struktur sosial? Kalau dalam bahasa Inggris ya social structure; sebenarnya merupakan konfiguruasi dari unsur-unsur sosial, yang kalau dipilah secara vertikal disebut stratifikasi sosial (rank differentiation), kalau dipilah secara horizontal disebut diferensiasi sosial (custom maupun function). Kalau saya analogikan, struktur sosial ini identik dengan ruang geografik, di mana di suatu ruang geografik kita punya alamat, tapi ini ruang sosial, dan di ruang sosial yang disebut struktur sosial ini setiap individu atau kelompok mempunyai alamat. Alamat dalam struktur sosial disebut status sosial, yakni posisi individu/kelompok dalam struktur sosial. Misalnya, apakah saya berada di kelas atas, menengah, atau bawah, apakah saya orang yang banyak beraktivitas di lembaga pendidikan, ekonomi, atau agama, demikian seterusnya. Posisi orang/kelompok dalam struktur sosial ini tidak tetap, kadang berubah. Nah, perubahan posisi dalam struktur sosial disebut mobilitas sosial.

    Jadi kalau harus digunakan nama lain, mungkin bangunan sosial atau konfigurasi sosial.

    Demikian barangkali bisa menjelaskan! Terimakasih telah memanfaatkan blog saya.

    • Hubungan antara stratifikasi dan diferensiasi sosial dengan konflik2 sosial? Antara lain: (1) proses memperoleh “sesuatu” yang dihargai sering diwarnai dengan konflik2 … (2) perbedaan kebudayaan dan cara hidup (cara berfikir, cara berperasaan, dan cara bertindak) juga berpotensi menimbukan benturan-benturan, (3) himpitan-himpitan parameter dalam struktur sosial (misalnya SARA) sering mempertajam perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya yang dapat meningkatkan prasangka … (4) dst.

      Demikian, wallahu a’lam bi sawab!

  10. Pingback: Bahan Ajar Untuk Ulangan Tengah Semester 1 2010-2011 « Agsa's Blog

  11. bapak makasih ya materi nya.pas banget pak sama yg saya pelajari dan ulangan hehe
    boleh minta email nya ga pak?

    • Diferensiasi sosial itu wujud dari pemilahan atau konfigurasi struktur sosial menggunakan parameter-parameter horizontal, seperti sukubangsa, agama, ras, aliran/golongan, jenis kelamin, profesi, dan seterusnya. Bentuk dr diferensiasi sosial biasa diferensiasi custom (adat: agama, etnis, dst) atau diferensiasi fungsi (profesi, gender, dan seterusnya).

  12. pak aku mau tanya
    apa hubungan antara sruktur sosial dengan mobilitas sosial ??
    mohon di bantu ya pak secepatnya ^^
    trimakasih

    • Mobilitas sosial itu perpindahan posisi/kedudukan orang/kelompok orang dalam struktur sosial … So, mobilitas sosial itu terjadi dalam struktur sosial. Singkatnya begitu ….

  13. pak saya belum bisa memahami ciri – ciri struktur sosial
    dan guru saya kurang memperjelas ciri-ciri struktur sosial
    mohon penjelasan dari ciri – ciri struktur sosial
    terima kasih 😀

    • Struktur sosial itu pada dasarnya adalah susunan dr unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat’; konfigurasi/bentuk struktur sosial apabila dipilah dengan parameter2 yang sifatnya vertikal, spt usia, kekayaan, pendidikan, kehormatan keturunan, kekuasaan, dll, hasilnya adalah stratifikasi sosial. Apabila dipilah menggunakan parameter nominal/horizontal hasilnya adalah diferensisasi sosial, misalnya sukubangsa, agama, ras, golongan, aliran, jenis kelamin/gender, dst. Kemdian, perpindahan posisi orang/kelompok dalam struktur sosial –baik secara mendatar maupun vertikal, disebut mobilitas sosial.

      Demikian kira2 yang namanya struktur sosial.
      Salam ….

  14. Aku dapat tugas di suruh menjelaskan salah satu masalah sosial yang di timbulkan oleh adanya Diferensiasi sosial dan disuruh nyebutin Fakta-faktanya,faktor-faktor penyebabnya,dampaknya dan solusinya .. Bisa di bantuin gak .. 😦

  15. makasih, tulisan anda membantu saya dalam menyelesaikan tugas kuliah. Tapi sayang, ngak dicantumin rujukannya. Oh ya… bagaimana melihat hubungan agama, moral dan struktur sosial?

  16. Maaf klau saya tlah menganggu;.
    Tapi saya minta tolong ini penting untuk persiapan ujian,,
    saya cuma ktingglan ap yg guru jelaskan dskolh dsebbkn sakit,,
    yaNG ingin saya tanya
    APA MANFAAT DARI ADANYA STRUKTUR SOSIAL,PRANATA SOSIAL DAN PROSES SOSIAL BUDAYA DLM KHDUPAN MASYARAKAT?
    TOLONG YA PAK D JAWAB DAN LEBIH RINCI AGAR SAYA MNGERTI,TERIMA KASIH

  17. Mr. agsa saya mau mnta tlong, ini tugas dari guru saya, tp saya gk bsa jawab, tlong dong mr. Agsa , jelaskan sedikit tentang ruang lingkup kajian sosiologi ,!
    terima kasih ya mr. Agsa

  18. Pak..bgus bget materi’nya..sgt bermanfaat..pak,apakah ada perbedaan antara social movement dg mobilitas sosial??tlog jelas’kan..trim’s

  19. dalam struktur sosial terdapat stratifikasi sosial berdimensi ekonomi, sosial dan politik. konflik sosial terbentuk apabila harmonisasi interaksi dan tindakan sosial dalam struktur sosial masyarakat terganggu, sebagai akibat dari adanya perbedaan dan konflik kepentingan di antara kelompok-kelompok masyarakat. meskipun demikian, konflik sosial selain berdampak negatif karena merusak hubungan antar pribadi/kelompok dalam masyarakat, dampak konflik juga dapat berkonstribusi positif terhadap pendewasan masyarakat misalnya bagaimana menghargai keanakaragaman/kemajemukan masyarakat. Benarkah? trm kasih.

    • Mbak Pipin, pada dasarnya unsur2 struktur sosial d masyarakat manapun sama, ada kelompok ada kelas nilai dan norma lembaga sosial dst, hanya barangkali kompleksitasnya yang berbeda.

  20. Tulisan Bapak kita sebarkan pada teman-teman. Pak Guru, terima kasih iya
    (SMA Muhammadiyah Selong)

  21. bagaimana keadaan struktur sosial masyarakat indonesia dilihat dari dimensi sosial dan dimensi horizontal ?

  22. Pak saya mau tanya
    contoh* dri a.ascribed status,
    b.achieved status
    c.asigned status
    d.status aktif
    e.status laten
    itu apa saja ya..
    Terimakasih

  23. Pak saya mau tanya
    contoh* dari ascribed status,achieved status,asigned status,status laten,status aktif itu apa..mohon dijawab.terima ksih

    • Ascribed status itu meliputi semua status askriptif, bawaan lahir/warisan, seperti menjadi laki-laki atau perempuan, menjadi bangsaawan atau bukan bangsawan, achieved status meliputi semua status yang diperoleh karena prestasi atau perjuangan, seperti menjadi menteri, menjadi presiden, dst., sedangkan yang assigned status itu yang diberikan karena jasa, misalnya berbagai macam gelar kehormatan, seperti bapak pembangunan, pahlawan, dst.

  24. pak saya mau bertanya
    kan golongan terbagi tiga golangan kelas atas golongan kelas menengah dan golongan kelas bawah
    yang saya tanyakan kepala sekolah tu termasuk golongan apa pak
    mohon penjelasan nya ya pak terimakasih..?

  25. pak saya mau bertanya kan golongan terbagi tiga golongan kelas atas, golongan kelas menengah dan golongan kelas bawah
    yang saya tanya kan kepala sekolah tu termasuk golongan apa di pandangan masyarakat ..?
    mohon penjelasan nya ya pak..?

  26. pak saya mau bertanya menurut pendapat anda bagaimana struktur sosial masyarakat indonesia dilihat dari dimensi horizontal dimensi vertikal, tolong penjelasannya pak ?

    • waduh, itu perlu penjelasan panjang. Sebenarnya dapat dilihat di tulisan lain di blog ini, yakni tentang kamejukan masyarakat. Singkatnya, struktur sosial horizontal kita tampak dari adanya bermacam-macam golongan SARA, sedangkan secara vertikal ya adanya kelas-kelas sosial itu.

  27. pak mau Tanya..bedakah norma norma kelakuan yang dikenakan oleh orang tua. golongan atas kepada anaknya di bandingkan dengan orang tua golongan bawah..????

  28. pak saya mau nyaranin dong untuk masukin materi ini :
    -struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan terdiri dari struktur-struktur sosial dalam fenomena kehidupan
    – faktor penyebab konflik sosial
    – hubungan antara struktur sosial dan mobilitas sosialdalam bermasyarakat

    sebelumnya trims 🙂

  29. mau nanyak pak …. Konfigurasi hakekat ancaman dari faktor agama dan kepercayaan kira2 contoh masalah dan faktor pemicu …seperti apa

    • Secara prinsip tidak ada perubahan bahan ajar pada kurikulum 2013, yang berbeda/berubah lebih pada strategi mengajar dan sekuen/urutan materi. Terumakasih telah berkenan mampir di blog ini.

  30. terima kasih pak atas materinya, saya mau tanya pak, kalau paragraf yg ini;

    Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi, maka masyarakat akan terdiri atas
    – Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan atau kekayaannya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
    – Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena penghasilan dan kekayaannya dapat leluasa memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya
    – Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumberdaya ekonominya hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak mampu untuk itu.

    nah, itu apakah ada acuan atau sumbernya, pak?atau itu merupakan gagasan bapak? krn saya mau mengutipnya untuk jadi acuan dalam tugas sekolah saya, terimakasih banyak pak

    • makasih tlah berkenan mampir di blog sederhana ini. tentang kelas2 berdasar kriteria ekonomi, pemilahannya menjadi seperti itu, terus terang saya lupa bagaimana awalnya. ketika mengetik bagian itu sepertinya mengalir begitu saja, tetapi saya tidak yakin kalau itu merupakan gagasan saya. barangkali merupakan simpulan dari yg pernah saya baca, saya dengar, atau saya bincangkan entah dng siapa, krn menurut hemat saya, ketika kita berfikir atau menggagas suatu hal tak berada dlm sebuah ruang hampa ….

      • terimakasih pak sdh membalas. Apa bapak bisa merekomendasikan buku sosiologi utk saya baca? misalnya buku yg biasa bapak pakai utk mengajar, terimakasih pak

  31. Pingback: STRATIFIKASI SOSIAL PEMICU TERJADINYA KONFLIK DALAM MASYARAKAT | sixteenjune

Leave a reply to rickyakmil Cancel reply